MENGANTISIPASI DAMPAK NEGATIF UJIAN NASIONAL

MENGANTISIPASI DAMPAK NEGATIF UN

Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Ujian telah ada semenjak manusia pertama ada, Adam As. diuji dengan kesendirian. Beliau tidak tahan maka Allah SWT menciptakan untuknya teman hidup dari dirinya sendiri agar dia pelihara dengan baik. teman yang bernama Perempuan itu merupakan kebutuhan sekaligus permintaan (anak) Adam sendiri; Sampai kiamat tidak akan ada lagi ujian dalam bentuk ini karena sudah terbukti kwalifikasi manusia tidak mampu melaluinya.

Khidir a.s. menguji Musa a.s. dan Musa tidak lulus, maka dijatuhkan hukuman atas beliau dan beliau ridlo menerima hukuman itu dengan fair, sebab ketidak lulusan bukan berasal dari si penguji tetapi dari diri si teruji.

Kini kita kaji masalah Ujian Nasional sekolah yang dahulu dinamakan Ujian akhir lalu berubah menjadi ujian negara kemudian diistilahkan dengan EBTA dan sekarang UN. Bebagai hal perlu difahami dalam hal ini:

1. Sifat ujian ini sangat terbatas pada urusan kognitif saja dan sebagai lumrahnya manusia yang tidak bisa mengetahui semua hal tentu ada yang bisa dan tidak bisa menjawab. Jadi ini biasa2 saja dan sangat tidak berpengaruh pada martabat kemanusiaan; Lulus tak perlu mbruah berlebihan dan gagal jangan diartikan sebagai layaknya sebuah kiamat nasib; Pengarang Kamus sekalipun tak akan mampu lulus jika diuji dengan 1% saja dari kamus karangannya itu.

2. Dalam jangka panjang kedua hal yaitu lulus atau gagal akan menjadi bagian dari fondasi masa depan yang berkaitan langsung dengan cara kita menghadapinya. Cara mengapresiasi hasil ujian ini juga sangat kuat kaitannya dengan bagaimana proses LULUS dan GAGAL itu terjadi. Sbb:

a. Lulus yang didapatkan dengan kerja keras dan kejujuran lalu disyukuri dengan baik, maka kelak hal ini akan menjadi faktor yang bisa meningkatkan derajat ybs. tapi kalu dia menjadi sombong maka kelulusan itu sebenarnya sudah musnah saat itu dan kelak dia akan mendapatkan balasan dari kesombongannya itu;

b. Lulus karena ketidak jujuran akan menyebabkan seseorang menyembunyikan rasa penyesalan dan malu besar yang akan terus menerus dia sembunyikan dan sangat mungkin terjadi karena takut bayangan sendiri menyebabkan dia berbuat semakin rusak dan merugikan;

c. Tidak lulus setelah bersungguh-sungguh dan penuh kejujuran akan menjadikan manusia menjadi lebih tangguh dan selalu lebih siap menghadapi ujian mendatang dengan segala konsekwensinya. Pengalaman inilah yang sangat biasa dihadapi oleh para peneliti, penemu bahkan manusia2 super.

d. Tidak lulus karena malas dan bahkan ketidak jujuran seharusnya tidak PANTAS/BERHAK DIKATAKAN GAGAL. Ini harus dihadapi dengan penyesalan dan menjauhkan diri dari tindakan MENYALAHKAN ORANG LAIN.

Keributan yang dilakukan mereka yang tidak puas terhadap tehadap hasil UN adalah bukti tentang kompleknya problem AKHLAQ bangsa ini sekaligus kekalahan kita dalam menghadapi globalisasi yang telah merubah orientasi hidup menjadi SERBA MATERI. Jika hal ini terus terjadi maka kita semakin berhak menyandang gelar Bangsa Materialis sejati.

Wassalamu’alaikum

Tinggalkan komentar